Ayah.....

Imam dalam keluarga yang selalu membimbing anak-anaknya serta istrinya menuju jalan yang lurus yakni shirothol mustaqim. Ayah adalah sosok yang begitu disegani, beliau adalah orang yang bekerja keras, membanting tulang untuk kesejahteraan keluarganya, beliau tak memandang terik panas matahari, dinginnya malam. Beda dengan kebanyakan ayah yang lain yang begitu menyetir anaknya, membimbing dengan segenap tenaga sampai sering sekali membentak.
Beliau adalah sosok ayah yang  pendiam, dia hanya sesekali menyuruh anak-anaknya, tidak segera dilakukan, dia tidak lantas marah, namun dia langsung terjun ke lapangan untuk mengerjakan sendiri. Beliau tidak mau membebani anak-anaknya, beliau terus bekerja setiap hari. Saat melihat anaknya mendapatkan rapot dengan nilai bagus pun beliau hanya tersenyum. Tersirat dari matanya ungkapan rasa bangga. Hal itu dapat dirasakan. Namun ketika anak-anaknya mendapat rapot yang jelek, beliau pun tak marah beliau hanya tersenyum. Memancarkan kekecewaan dari raut wajahnya.Saat itulah aku begitu menangis karena telah membuat ayah yang selama ini sangat aku segani harus melunturkan pancaran bahagia.
Ketika itulah aku mengejar ayah dan memeluknya dengan erat serta meminta maaf. Ayah terharu  dan berkata aku tidak menuntutmu mendapat rapot yang baik, karena itu hanyalah penilaian seseorang. Tapi aku menuntutmu untuk bermanfaat bagi orang lain dengan ilmu-ilmu mu yang kau cari selama ini. 
Nak tak usah peduli apa kata orang terhadapmu , tapi yakinlah akan prasangka baik kepada mereka. Tak usah malu dengan nilai yang kecil. Kamu tak dibesarkan dengan nilai rapot, tapi kamu dibesarkan dengan cinta kasih sayang keluarga. Sudah pergilah menuntut ilmu, kembalilah ketika kau sudah membayar apa yang ayah katakan tadi. 
Mendengar kata-kata ayahnya  dia sangat terharu dan bangga. Karena ayahnya begitu bijaksana. Ayahnya adalah sosok yang tak begitu banyak omong, namun banyak kerja. Itulah yang membuatnya bangga dan sangat sayang terhadap ayahnya.   

p1

Seputih Salju

Kabut  yang sejuk menyelimuti wilayah desa edensor yang begitu cantik. Cahaya matahari yang besinar disela-sela daun maple  menambah kelengkapan ekosistem. Seorang  gadis yang bernama Kenzie  berumur 20 tahun. Dia adalah mahasiswa dari sebuah universitas di negara London. Dia mendalami jurusan biologi murni. Dia berharap untuk menjadi seorang guru yang dapat mendidik anak-anak dengan pengetahuan yang dimilikinya , namun tak sekedar mengajar dia ingin menanamkan kepada benak muridnya untuk mencintai ciptaan Sang Maha Pencipta.

Dia melakukan aktivitas seperti biasa, berangkat ke kampus pukul 09.00 dan pulang pukul 16.00. Dia berangkat dengan sepeda.  Dia selalu menyempatkan untuk berhenti di kebun bunga di pinggir jalan untuk mengamati dan mengambil  gambar bunga itu. Dia juga tertarik di dunia photography. Beberapa kali dia menghadiri acara di club of photography. Dia sangat supel dan sederhana. Kata-katanya penuh makna.
Kenzie memiliki teman dekat sejak kecil sampai sekarang menjadi mahasiswa. Nama temannya adalah Kak Haikal dia sekarang mengambil jurusan sistem informatika. Namun Kak Haikal lebih tua tiga tahun dari Kenzie. Pertemanan mereka sudah   sangat dekat seperti kakak adik. Orang tuanya pun sudah menganggap Kak Haikal seperti anak mereka sendiri. Kak Haikal adalah sosok laki-laki pelindung bagi Kenzie. Dia begitu menyangi Kenzie seperti adiknya sendiri. Maklum Kak Haikal tak punya adik karena dia anak tunggal. Setiap minggu dia tak lupa untuk mengajak Kenzie  bermain ke taman bunga. Karena Kak Haikal tahu kalau Kenzie memang suka sekali dengan bunga. Kak Haikal tak lupa membawa kamera pocketnya. Taman bunga itu tak terlalu jauh dari rumah mereka. Jadi mereka pergi menaiki sepeda masing-masing.  Saat musim semi bunga-bunga serentak menyambut kedatangan mereka. Senyuman merekah dari bunga krisan, lili , serta banyak bunga lainnya. Kenzie begitu gembira, dia langsung berlari ke arah bunga –bunga dan menari –nari di bawah pohon. Sedangkan Kak Haikal dari kejauhan diam-diam mengambil gambar Kenzie.
Pertemanan mereka hanyalah sebatas tali persahabatan dan tali persaudaraan.  Namun sekarang hubungan mereka agak renggang karena mereka sudah sibuk dengan kuliah mereka masing-masing. Kerinduan mulai dirasakan Kenzie ketika pahlawannya sudah mulai menjauh. Diam-diam dia ternyata menyukai Kak Haikal , sesuai  dengan pedoman agama yang dia pegang dia hanyalah sebatas suka. Dia tak berani mengungkapkannya. Setiap minggu dia hanya menunggu di pinggir jendela menunggu kedatangannya. Namun sia-sia , dia tak pernah kembali. Dia beberapa kali bertanya kepada ibu Kak Haikal namun sama saja, ibunya hanya memberikan kabar kalau Kak Haikal masih sibuk karena tugasnya banyak.   
Hari demi hari dia mulai mengubur perasaannya. Dia mulai membuka lembaran barunya. Dia menyukai bidang dia geluti saat ini. Meskipun Dia sudah sangat menikmati keadaannya sekarang ini, namun dia masih teringat dengan Kakak nya itu. Dia berdo’a kepada Allah bahwa jika memang mereka ditakdirkan bersama pasti mereka akan bertemu, dan sekarang dia memohon untuk diberikan kekuatan untuk menunjukkan bahwa dia mampu untuk berprestasi. Kenzie termotivasi dari  Kak  Haikal  yang sudah menjuarai berbagai perlombaan olahraga.
Kenzie menjadi siswa yang sangat aktif bertanya. Rasa ingin tahunya besar. Sebenarnya dia hanya  ada dua jam jadwal kuliah , namun dia selalu berangkat lebih awal dan pulang sore banget. Dia sebenarnya tidak suka membaca, tapi karena rasa ingin tahunya besar menodorongnya untuk segera mencari tahu berbagi informasi. Dia juga menyukai menulis, dia bermimpi untuk menjadi penulis yang buku-bukunya nanti dapat menginspirasi orang lain untuk membuat hidup mereka lebih bermakna. Jadi sejak di bangku perkuliahan ini dia mulai berlatih menulis cerpen,  cerpen, dan  dan mulai merambah ke novel. Namun buku itu hanya untuk koleksinya saja.  Dia hanya menunjukkan beberapa karya tangannya kepada beberapa sahabatnya saja untuk dimintai komentar. Cerpen, cerpan dan novel lalu direvisi setelah mendapat komentar dari sahabat dan keluarganya.
Tak disangka salah satu temannya mengirimkan novelnya untuk mengikuti ajang lomba . Ketika Kenzie tahu dia terkejut, perasaannya bercampur-campur antara suka dan kecewa , malu karena karya itu hanyalah coretan penulis amatir. Dia lalu mengikuti ajang itu, dia merasa sangat tertantang karena peserta lomba yang lain pun tak kalah novel-novel. Saat Kenzie membaca novel milik peserta lainnya dia hanya terdiam dengan ekspresi kagum dan dia hanya bisa mengucap Subhanallah... subhanallah ... subhanallah.... Dalam pertandingan dia tak dapat juara , dia hanya pulang dengan membawa karya itu. Tak ada satupun kawan yang mengantarnya selama lomba. Novel yang dia baca tadilah pemenangnya.  Penulisnya melihat Kenzie sangat murung , lalu dia mendekat dan berkata jika kamu ingin benar-benar ingin menjadi penulis, jangan hanya berhenti sampai disini karena kesuksesan tidak diraih  dengan kebetulan atau keberuntungan tapi sukses diraih dengan kerja keras. Ingat itu masih banyak lomba lain menanti karya mu. Mendengar kata-kata penulis itu hatinya terenyuh, mengaharu pilu. Dia layaknya bidadari yang baru jatuh dan lalu ada yang menyangganya dari bawah. Dia kembali semangat dan ceria  seperti biasa.  Lalu dia pulang dan segera membuat rencana bagaimana caranya untuk menjadi penulis yang handal.
Dia meminta restu dari kedua orang tua dan sahabat-sahabatnya untuk mengikuti lomba kembali dengan karya terbarunya pula. Namun dia teringat jika ada apa-apa pasti dia meminta pertimbangan Kak Haikal namun saat ini dia tak dapat berkata-kata apa. Meskipun satu universitas dia tak pernah bertemu karena ternyata jadwal mereka berbeda dan kampus jauh . Dia tak lupa memberi pesan kepada Kak Haikal untuk menghadiri acara lomba itu. Meskipun dia tak tahu apakah pesan itu akan sampai atau tidak.
Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba. Dia sudah mempersiapkan segala sesuatu termasuk mental.  Dia siap untuk berkompetisi dengan berbagai penulis yang lain.  Masuklah sesi tanya jawab. Dia juga menjawab dengan tenang dan meyakinkan. Berjam-jam kemudian juri mengungumkan. Hatinya naik turun , kali ini keluarga beserta teman-temanya datang. Mereka memberikan semangat bersorak-sorak gembira. Dia hanya bisa memejamkan mata dan berdoa kepada Sang Maha Kuasa.
Dengan sangat lantang di sebuah aula yang begitu megah, malam itu terdengar dari mulut juri “Kenzie” dan Dia terkejut bukan kepalang. Dia hanya bisa diam dan meneteskan air mata sambil di peluk oleh kedua orang tuanya. Lalu dia maju ke panggung. Disana dia akan diberikan penghargaan oleh ketua pelaksana. Saat ketua pelaksana keluar dengan membawa penghargaan . Kenzie terkejut karena yang ada dihadapannya sebagai ketua adalah Kak Haikal. Dia tak habis pikir orang yang selama ini dia tunggu-tunggu. Yang dia kira sudah melupakannya, berdiri di hadapnanya dengan memberikan penghargaan yang begitu diidamkannya sejak dulu.  Kak Haikal hanya dapat mengucap kerja bagus, kamu telah membuktikan kepadaku bahwa kau sekarang sudah besar dan mampu untuk menggapai mimpimu. Mimpi-mimpimu dulu yang kau ukir di balik pohon besar di depan rumah. Mendengar ucapan Kak Haikal, dia seperti melayang ke langit ke tujuh dengan membawa hatinya yang begitu bercahaya.
Sebenarnya Kak Haikal selama ini sudah mengetahui kalau Kenzie pasti mengikuti lomba itu karena mereka pernah menulis cita-cita mereka di pohon besar di depan rumah Kenzie. Selain bergelut di dunia sistem informatika , dia juga menyukai sastra dan bergabung dalam perkumpulan itu. Dia sangat mempersiapkan kado terbesar kepada Kenzie kali itu.
Ternyata Kak Haikal pun mempunyai perasaan yang sama seperti  Kenzie mereka saling suka , namun mereka tak saling tahu. Mereka memilih diam karena mereka masih kuliah dan fokus terhadap bidang yang mereka geluti sekarang.  Mereka juga tahu akan pedoman hidup mereka yakni Al-qur’an.
Setelah itu mereka hanya bisa saling sapa, meskipun sudah bertemu tapi mereka semakin menjaga jarak. Mereka merasa sudah besar bukan anak kecil lagi yang dapat main bersama, mereka memiliki tanggung jawab yang besar pula.
Beberapa tahun kemudian mereka sama-sama  sudah lulus dari bangku perkuliahan.  Kak Haikal pun sudah memiliki pekerjaan yang mapan, serta Kenzie juga sudah menjadi seoran g guru. Tiba-tiba di pagi yang begitu cerah, Kak Haikal tetap dengan kesederhanaannya menaiki sepeda menuju ke rumah Kenzie. Dengan membawa bunga kesukaan kenzie yakni bungan krisan dan sebuah kotak kecil. Dia bertemu orang tua Kenzie dan memohon untuk dapat meminang Kenzie. Orang tuanya sudah tahu betul Haikal  itu sejak kecil jadi , tak perlu berpikir untuk kedua kalinya, mereka merestui. Kenzie pun tersenyum bergembira mendengar berita itu, ternyata penantiannya selama ini sangat tak disangka-sangka. Hatinya yang seputih salju itu telah mendapat tempat di hati Kak Haikal dimana putih salju itu tak akan luntur.

p1

Tangan -tangan Mungil

Ku telusuri jalanan di kota-kota besar , penuh dengan kendaraan yang egois saling berdesak-desakan ingin duluan. Jika dilihat dari lup atau kaca pembesar namapk udara nya penuh dengan polusi dan sangat tidak baik untuk kesehatan pengendara maupun pejalan kaki. Namun hal ini bukan masalah bagi anak-anak jalanan yang sedang mengais rezeki di perempatan lampu lalu lintas. Dengan wajah memelas dia meminta-minta kepada para pengendara. Seakan-akan tak tahu waktu mereka terus mengamen kesana kemari tanpa kenal lelah menantang teriknya matahari.
Mozaik kehidupan anak-anak jalanan memang tak seberuntung kita. Mereka harus ikut bekerja membanting tulang untuk mendapatkan uang. Masalah yang meliputi mereka tak hanya meliputi perekonomian keluarga saja atau bahkan mereka tak memiliki keluarga. Satu  masalah itu adalah peraturan pemerintah yang melarang pengendara untuk memberikan uang kepada anak-anak jalanan maupun pengemis.
Padahal sudah ada peraturan dari pemerintah untuk tidak memberi sumbangan kepada pengemis kalau tidak akan dikenai sanksi sosial. Tapi kalau menurutku, mengingat kita harus berbagi tanpa pandang buluh, jadi sebaiknya kita memberi saja. Satu lagi alasan, masih ingat dengan cerita Nabi Kidir, beliau adalah nabi  yang dapat berubah menjadi seorang pengemis. Oleh karena itu, nasehat dari pamanku kalau bertemu dengan pengemis jangan lupa berbagi karena mungkin saja dia Nabi Kidir. Tapi bukan karena  Nabi Kidir saja yang penting alaram hati kita masing-masing. Jadi mbak-mas kalau mau bepergian jangan lupa membawa beberapa koin uang, letakkan saku paling luar supaya mudah mengambilnya. Memang dalam hal ini mereka anak jalanan dan pengemis memang menjadi sasaran utama. Di samping kita memberi akan membantu perekonomian mereka namun, juga bisa saja membuat mereka kecanduan untuk tidak mencari pekerjaan yang lebih mapan. Ada satu kisah lagi yang perlu kita cermati, bahwa setiap hari jumat di depan Masjid besar di sebuah kota sebelum sholat jumat dimulai para pengemis mulai berdatangan dan bersiap untuk bekerja sebagai peminta-peminta yang perlu diperhatikan lagi  yakni semua anaknya ada di universitas-universitas  favorit di Indonesia. Kalian tahu apa yang mereka kerjakan mengemis juga di depan kampus.
Sungguh pemandangan problematika yang begitu rumit.
Usul saya untuk pemerintah adalah menyelamatkan semua anak-anak jalanan karena mereka adalah subjek penting dalam perkembangan  masa depan indonesia. Beri pendidikan yang tepat bagi mereka kalau perlu karantina mereka semua dan keluarkan setelah siap untuk bertempur di dunia metropolitan yang begitu keras ini. Kenapa harus di karantina, hal ini dimaksudkan agar lingkungan mereka yang awalnya ada di jalanan tidak dapat berpengaruh terhadap proses belajar. Aku yakin jika semua anak-anak indonesia sudah dibekali pendidikan karakter , pendidikan sains dan sosial serta ketrampilan mereka akan dapat membangun indonesia lebih baik. Dengan tingkah laku yang berpendidikan dan berilmu mereka dapat membawa indonesia dari statusnya negara berkembang menjadi negara maju. Karena saya yakin bahwa Sumber Daya Manusia anak indonesia tidak kalah jauh dengan ilmuwan dari luar negeri. terbukti anak indonesia penemu 4G berasal dari jawa timur, Indonesia.
Sekian opini saya semoga kalian dapat mengambil inti atau maksud dari apa yang saya tulis.

p1

Lambaian Tangan Sang Hortikulturis

Pagi hari yang begitu cerah dia sudah berada di belakang rumahku dengan bermain sepeda, bukan apa-apa karena memang rumah kami bersandingan. Tidak ada sekat antara pekarangan kami , pekarangan kami tak begitu luas hanya saja perumahan milik Pabrik Gula Cinta Manis  ini memang tak begitu besar namun cukuplah untuk keluarga bapak saya. Pekarangan belakang maupun depan tampak bersih dan rindang banyak pohon buah , mulai dari pohon jambu, pohon rambutan , pohon kelapa serta pohon cempedak tak lupa ada juga satu kolam ikan yang cukup besar dan dalam. Kebanyakan orang-orang di perumahan ini adalah orang jawa orang peratauan. Tiap rumah selalu ada pohon kelapa dan banyak juga yang memiliki kolam ikan sebagai mata pencaharian kedua setelah bekerja di pabrik. Perumahan ini sangat sederhana hanya terdiri dari dua kamar yang ukurannya cukuplah, satu ruang keluarga, satu dapur, satu kamar mandi dan satu ruang tamu. 
Menginjak bangku kelas 4 SD aku mulai berteman kembali dengan dia karena setelah lama aku menghilang. Menghilang yang pasti arahnya yakni mengikuti ibu  pulang kampung. Setelah beberapa tahun aku kembali menapakkan kaki di tanah kelahiran yang terkenal dengan makanan khasnya yakni empek-empek. Aku mulai beradaptasi dengan bahasa karena memang saat aku kembali bahasa masih medhok jawa. Namun , seminggu rasanya sudah cukup untuk belajar bahasa kampung disini. Seketika aku sudah lupa bagaimana bahasa jawa yang biasa aku gunakan. 
Tepat di depan rumahnya dia membuat sebuah tenda kecil seperti anak pramuka gitu untuk mengisi hari liburannya. Dengan tambahan kasur spon sebagai alas menambah kenyamanan orang yang ada di dalamnya. Saat itu aku masih malu-malu kucing. Ibunya berusaha untuk menyuruhku supaya mau bermain dengannya. Alhasil, aku pun mau dan mulai berbicara dengannya. Ternyata dia asyik banget sejak itulah aku mulai menjadi teman dekatnya. Hari demi hari akhiranya liburan sekolah berakhir dan kami harus kembali ke sekolah. Dia beda satu tahun di atas ku , dia anak kelas 5 SD. Sepulang sekolah aku selalu main di rumahnya . Entah mau ngapain  pokoknya aku bilang ke ibu  kalau aku mau main kerumahnya. Disana dia selalu mengajakku main playstation yang aku suka itu permainan taekwondo dan bomberman. Kadang-kadang dia juga mengajakku main kartu atau biasa kita sebut remi. Keluarga kompak banget kadang-kadang semua ikut bermain. Yang paling aku suka dari ibunya kalau mau buat jajan atau roti selalu mengajak aku Aku seneng banget sama yang berbau masak-memasak apalagi buat kue. Kalau kakaknya itu jarang di rumah karena dia tinggal di asrama sekolahnya. 
Setiap malam minggu aku selalu mempersiapkan bebek baru untuk berjalan-jalan mengelilingi perumahan  yang indah ini. Bebek baru kutunggangi dengan gagah dan percaya diri. Dia juga mempersiapkan bebek bututnya. Lantas kami tak hanya berdua, aku mengajak teman-teman ku untuk ikut konvoi malam minggu. Ternyata, mereka sangat antusias. setelah kami mendapat izin dari kedua orang tua , kami lantas bergegas travelling.  Di jalanan ternyata tak hanya kumpulan kami saja yang ikut konvoi. Banyak kumpulan lainnya yang berjalan-jalan menikmati indahnya rasi-rasi bintang yang membentuk suatu arah. Malam minggu tak hanya diisi dengan travelling tapi juga dengan nongkrong bakar kemplang. kemplang adalah krupuk khas Palembang. 
Setahun kemudian, kami berteman dengan sangat akrab. Ternyata dia ingin mengungkapakan kepadaku siapa wanita pujaan nya namun wajahnya tersipu malu. Aku tahu siapa pujaan hatinya. Sebagai teman yang baik dan perhatian aku sampaikan salam untuk sang pujaan hatinya. Namun, selalu tak ada respon dari sang pujaan. Padahal dia menunggu-nunggu berbulan-bulan sampai bertahun-tahun.
Tangannya begitu ajaib, apapun tanaman  yang dia tanam pasti hidup dan subur. Aku tak menyangkan beberapa potong tebu disulapnya menjadi tanaman tebu yang tinggi sekali. Dia juga pecinta tanaman yang hidupnya di padang pasir  yakni Kaktus. Berbagai macam kaktus dia miliki. Sepulang sekolah dia selalu bergegas ganti baju dan membawa cangkul kecilnya untuk mulai bercocok tanam. Beberapa bunga yang sudah besar dan banyak anakannya dia pisah untuk di tanam kembali. Dia juga menasehatiku untuk menanam beberapa jenis  tanaman yang ada dirumahnya. Tak lupa dia memberiku beberapa kaktus. Namun, tak tahu kenapa kalau kaktus yang ada dirumahku lama-kelamaan mati. Karena aku nggak telaten ngurusi. 
Jika ingin menanam sayur-sayuran atau biji-bijian, ibuku terkadang meminta bantuannya. Alhasil , tanaman tumbuh tinggi dan subur. Dia memang sangat menyanyangi tanaman-tanaman dan menurutku kelakdia  layak untuk menyandang sebutan hortikulturis.
Perumahan yang kami tempati saat ini sangat rindang karena banyak kebun yang berisi pohon karet dan kelapa sawit. Dia terkadang pulang kerumah dengan membawa biji karet untuk bermain. Iseng-iseng dia menanam biji itu di belakang rumah dekat kolam ikan. 
Dia beranjak remaja dia sudah kelas 6 SD dan aku kelas 5 SD. Tak ada badai tak ada hujan kutemui dia jatuh sakit. Beberapa kali dia harus opname aku belum tahu dia sakit apa. Namun , dia jadi jarang main sekarang tubuhnya mengalami perubahan wajah pucat. Aku pun juga jarang lagi ke rumahnya.
Hari kelulusan diumumkan. alhamdulillah dia lulus meskipun harus bolak-balik perum ke rumah sakit.
Masuk gerbang SMP , dia kembali menjalankan rutintas namun tetap dengan perawatan intensif. Dia pergi ke sekolah diantar dan dijemput. Setiap hari harus membawa jus buah. agar badannya sehat kembali.
Beberapa minggu masuk sekolah beberapa minggu pula di opname. SD ku dan SMP nya berhadapan terkadang aku memandangi siswa-siswi yang sedang berangkat sekolah dari jendela kelasku. Aku terkejut karena aku melihat sesosok laki-laki yang sangat mirip dengan dia potongan rambutnya, tubuh tegapnya, caranya bersepeda, sepedanya pun sama warnanya merah, namun anehnya kok pake sepeda. Dia kan selalu diantar. Aku teringat bahwa minggu ini dia opname lagi. lalu siappakah gerangan apakah dia hanya bayang-bayangku saja.
Aku semakin penasaran , aku selalu menunggunya di depan sekolah ku untuk melihat wajah aslinya. Ketika dia keluar dair gerbang kupandangi wajahnya. Ternyata dilihat dari sosok badan dan lainnya sama , namun wajahnya berbeda dan dia berkulit putih bersih. Sedangkan sahabatku yang sedang terbaring di rumah sakit itu kulitnya sawo matang sama kayak aku.
Hari raya idul fitri (lebaran) tiba dimana biasanya aku dan juga dia bersilaturahmi ke rumah tetangga-tetangga namun lebaran kali ini tidak untuknya. Ibunya melarang untuk dia keluar rumah  karena fisiknya yang sedang melemah. Dia memberontak wajahnya memerah. Dia hanya bisa bersilturahmi ke rumah samping kiri dan kanannya saja. Aku melihat wajah yang sangat kecewa dan penuh sesal karena ini adalah momen yang sangat ditunggu-tungu oleh berjuta muslim di dunia. Beberapa hari setelah lebaran pagi-pagi sekali aku dan temanku akan berjalan-jalan namun belum beranjak dari pekarangan rumah. Aku melihat mobil putih menjemput dia. Di kursi depan dia duduk untuk kembali opname dan melambaikan tangan dengan senyum yang sangat menyejukkan hati kami. Sampai sekarang aku belum tahu penyakit yang diderita selam ini. Tak lama besoknya Aku , bapak serta ibu sedang bersantai di ruang tamu. terlihat Pak RT yang sedang berjalan ke rumah kami dan mengisyaratkan dengan tangannya yang di arahkan ke lehernya. Bapakku langsung mengerti dan menerjemahkan isyarat itu. Sahabatmu sudah dijemput sang Maha Kuasa.
Speechless, hatiku langsung jatuh tak kuat menahan berita yang sangat mengaharukan itu. Di usia yang masih sangat muda dia sudah harus menyelesaikan tugas sebagai khalifahnya di bumi ini. Saat itulah aku tahu bahwa dia terkena penyakit kanker darah. Ternyata penuturan dokter penyakit sudah ada sejak almarhum masih kecil namun baru nampak setahun terakhir.
Tampak banyak tanda kebaikan pada almarhum karena ada temannya yang indigo dan dapat melihat almarhum dengan berpakaian warna putih dan terlihat damai.
Ternyata lambaian terakhir dan senyum manis darinya itu adalah sebuah hadiah terakhir yang aku dapatkan.
Terimakasih atas Lamabaian tangan sang Hortikulturis.

p1