Dia melakukan aktivitas seperti
biasa, berangkat ke kampus pukul 09.00 dan pulang pukul 16.00. Dia berangkat
dengan sepeda. Dia selalu menyempatkan
untuk berhenti di kebun bunga di pinggir jalan untuk mengamati dan mengambil gambar bunga itu. Dia juga tertarik di dunia
photography. Beberapa kali dia menghadiri acara di club of photography. Dia sangat supel dan sederhana. Kata-katanya
penuh makna.
Kenzie memiliki teman dekat sejak
kecil sampai sekarang menjadi mahasiswa. Nama temannya adalah Kak Haikal dia
sekarang mengambil jurusan sistem informatika. Namun Kak Haikal lebih tua tiga
tahun dari Kenzie. Pertemanan mereka sudah
sangat dekat seperti kakak adik. Orang tuanya pun sudah menganggap Kak
Haikal seperti anak mereka sendiri. Kak Haikal adalah sosok laki-laki pelindung
bagi Kenzie. Dia begitu menyangi Kenzie seperti adiknya sendiri. Maklum Kak
Haikal tak punya adik karena dia anak tunggal. Setiap minggu dia tak lupa untuk
mengajak Kenzie bermain ke taman bunga.
Karena Kak Haikal tahu kalau Kenzie memang suka sekali dengan bunga. Kak Haikal
tak lupa membawa kamera pocketnya. Taman bunga itu tak terlalu jauh dari rumah
mereka. Jadi mereka pergi menaiki sepeda masing-masing. Saat musim semi bunga-bunga serentak
menyambut kedatangan mereka. Senyuman merekah dari bunga krisan, lili , serta
banyak bunga lainnya. Kenzie begitu gembira, dia langsung berlari ke arah bunga
–bunga dan menari –nari di bawah pohon. Sedangkan Kak Haikal dari kejauhan
diam-diam mengambil gambar Kenzie.
Pertemanan mereka hanyalah sebatas
tali persahabatan dan tali persaudaraan.
Namun sekarang hubungan mereka agak renggang karena mereka sudah sibuk
dengan kuliah mereka masing-masing. Kerinduan mulai dirasakan Kenzie ketika
pahlawannya sudah mulai menjauh. Diam-diam dia ternyata menyukai Kak Haikal ,
sesuai dengan pedoman agama yang dia
pegang dia hanyalah sebatas suka. Dia tak berani mengungkapkannya. Setiap
minggu dia hanya menunggu di pinggir jendela menunggu kedatangannya. Namun
sia-sia , dia tak pernah kembali. Dia beberapa kali bertanya kepada ibu Kak
Haikal namun sama saja, ibunya hanya memberikan kabar kalau Kak Haikal masih
sibuk karena tugasnya banyak.
Hari demi hari dia mulai mengubur
perasaannya. Dia mulai membuka lembaran barunya. Dia menyukai bidang dia geluti
saat ini. Meskipun Dia sudah sangat menikmati keadaannya sekarang ini, namun
dia masih teringat dengan Kakak nya itu. Dia berdo’a kepada Allah bahwa jika
memang mereka ditakdirkan bersama pasti mereka akan bertemu, dan sekarang dia
memohon untuk diberikan kekuatan untuk menunjukkan bahwa dia mampu untuk
berprestasi. Kenzie termotivasi dari
Kak Haikal yang sudah menjuarai berbagai perlombaan
olahraga.
Kenzie menjadi siswa yang sangat
aktif bertanya. Rasa ingin tahunya besar. Sebenarnya dia hanya ada dua jam jadwal kuliah , namun dia selalu
berangkat lebih awal dan pulang sore banget. Dia sebenarnya tidak suka membaca,
tapi karena rasa ingin tahunya besar menodorongnya untuk segera mencari tahu berbagi
informasi. Dia juga menyukai menulis, dia bermimpi untuk menjadi penulis yang
buku-bukunya nanti dapat menginspirasi orang lain untuk membuat hidup mereka
lebih bermakna. Jadi sejak di bangku perkuliahan ini dia mulai berlatih menulis
cerpen, cerpen, dan dan mulai merambah ke novel. Namun buku itu hanya
untuk koleksinya saja. Dia hanya
menunjukkan beberapa karya tangannya kepada beberapa sahabatnya saja untuk
dimintai komentar. Cerpen, cerpan dan novel lalu direvisi setelah mendapat
komentar dari sahabat dan keluarganya.
Tak disangka salah satu temannya
mengirimkan novelnya untuk mengikuti ajang lomba . Ketika Kenzie tahu dia
terkejut, perasaannya bercampur-campur antara suka dan kecewa , malu karena
karya itu hanyalah coretan penulis amatir. Dia lalu mengikuti ajang itu, dia merasa
sangat tertantang karena peserta lomba yang lain pun tak kalah novel-novel.
Saat Kenzie membaca novel milik peserta lainnya dia hanya terdiam dengan
ekspresi kagum dan dia hanya bisa mengucap Subhanallah... subhanallah ...
subhanallah.... Dalam pertandingan dia tak dapat juara , dia hanya pulang
dengan membawa karya itu. Tak ada satupun kawan yang mengantarnya selama lomba.
Novel yang dia baca tadilah pemenangnya.
Penulisnya melihat Kenzie sangat murung , lalu dia mendekat dan berkata
jika kamu ingin benar-benar ingin menjadi penulis, jangan hanya berhenti sampai
disini karena kesuksesan tidak diraih
dengan kebetulan atau keberuntungan tapi sukses diraih dengan kerja
keras. Ingat itu masih banyak lomba lain menanti karya mu. Mendengar kata-kata
penulis itu hatinya terenyuh, mengaharu pilu. Dia layaknya bidadari yang baru
jatuh dan lalu ada yang menyangganya dari bawah. Dia kembali semangat dan ceria
seperti biasa. Lalu dia pulang dan segera membuat rencana
bagaimana caranya untuk menjadi penulis yang handal.
Dia meminta restu dari kedua orang
tua dan sahabat-sahabatnya untuk mengikuti lomba kembali dengan karya
terbarunya pula. Namun dia teringat jika ada apa-apa pasti dia meminta
pertimbangan Kak Haikal namun saat ini dia tak dapat berkata-kata apa. Meskipun
satu universitas dia tak pernah bertemu karena ternyata jadwal mereka berbeda
dan kampus jauh . Dia tak lupa memberi pesan kepada Kak Haikal untuk menghadiri
acara lomba itu. Meskipun dia tak tahu apakah pesan itu akan sampai atau tidak.
Hari yang ditunggu-tunggu pun
tiba. Dia sudah mempersiapkan segala sesuatu termasuk mental. Dia siap untuk berkompetisi dengan berbagai
penulis yang lain. Masuklah sesi tanya
jawab. Dia juga menjawab dengan tenang dan meyakinkan. Berjam-jam kemudian juri
mengungumkan. Hatinya naik turun , kali ini keluarga beserta teman-temanya
datang. Mereka memberikan semangat bersorak-sorak gembira. Dia hanya bisa
memejamkan mata dan berdoa kepada Sang Maha Kuasa.
Dengan sangat lantang di sebuah
aula yang begitu megah, malam itu terdengar dari mulut juri “Kenzie” dan Dia
terkejut bukan kepalang. Dia hanya bisa diam dan meneteskan air mata sambil di
peluk oleh kedua orang tuanya. Lalu dia maju ke panggung. Disana dia akan
diberikan penghargaan oleh ketua pelaksana. Saat ketua pelaksana keluar dengan
membawa penghargaan . Kenzie terkejut karena yang ada dihadapannya sebagai
ketua adalah Kak Haikal. Dia tak habis pikir orang yang selama ini dia
tunggu-tunggu. Yang dia kira sudah melupakannya, berdiri di hadapnanya dengan
memberikan penghargaan yang begitu diidamkannya sejak dulu. Kak Haikal hanya dapat mengucap kerja bagus,
kamu telah membuktikan kepadaku bahwa kau sekarang sudah besar dan mampu untuk
menggapai mimpimu. Mimpi-mimpimu dulu yang kau ukir di balik pohon besar di
depan rumah. Mendengar ucapan Kak Haikal, dia seperti melayang ke langit ke
tujuh dengan membawa hatinya yang begitu bercahaya.
Sebenarnya Kak Haikal selama ini
sudah mengetahui kalau Kenzie pasti mengikuti lomba itu karena mereka pernah
menulis cita-cita mereka di pohon besar di depan rumah Kenzie. Selain bergelut
di dunia sistem informatika , dia juga menyukai sastra dan bergabung dalam
perkumpulan itu. Dia sangat mempersiapkan kado terbesar kepada Kenzie kali itu.
Ternyata Kak Haikal pun mempunyai
perasaan yang sama seperti Kenzie mereka
saling suka , namun mereka tak saling tahu. Mereka memilih diam karena mereka
masih kuliah dan fokus terhadap bidang yang mereka geluti sekarang. Mereka juga tahu akan pedoman hidup mereka
yakni Al-qur’an.
Setelah itu mereka hanya bisa
saling sapa, meskipun sudah bertemu tapi mereka semakin menjaga jarak. Mereka
merasa sudah besar bukan anak kecil lagi yang dapat main bersama, mereka
memiliki tanggung jawab yang besar pula.
Beberapa tahun kemudian mereka
sama-sama sudah lulus dari bangku
perkuliahan. Kak Haikal pun sudah
memiliki pekerjaan yang mapan, serta Kenzie juga sudah menjadi seoran g guru.
Tiba-tiba di pagi yang begitu cerah, Kak Haikal tetap dengan kesederhanaannya
menaiki sepeda menuju ke rumah Kenzie. Dengan membawa bunga kesukaan kenzie
yakni bungan krisan dan sebuah kotak kecil. Dia bertemu orang tua Kenzie dan
memohon untuk dapat meminang Kenzie. Orang tuanya sudah tahu betul Haikal itu sejak kecil jadi , tak perlu berpikir
untuk kedua kalinya, mereka merestui. Kenzie pun tersenyum bergembira mendengar
berita itu, ternyata penantiannya selama ini sangat tak disangka-sangka.
Hatinya yang seputih salju itu telah mendapat tempat di hati Kak Haikal dimana
putih salju itu tak akan luntur.