Tenggelam Dalam Lautan Cinta


Hidup ini perlu cinta. Seperti halnya orang yang sedang kasmaran, mereka selalu mengusahakan agar cintanya semakin dekat. Orang seperti ini akan selalu bahagia setiap harinya karena mereka telah mengisikan energi positif ke dalam benak hati mereka. Sebuah energi positif yang akan selalu disebarkan kepada orang yang ada di sekitar mereka.
Dalam hidup ini kita telah banyak tahu bahwa tugas kita sebagai khalifah di bumi adalah untuk beribadah kepada Yang Maha Kuasa. Beribadah bukan lah kata yang sempit, sekedar salat dan membaca al-quran saja. Namun usaha kita dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari itu seperti bekerja, belajar itu juga termasuk ibadah. Ibadah yang dimaksud sangat luas.
Begitu juga hal nya cinta. Cinta dimaksud bukan hanya cinta kepada seseorang, namun cinta dalam pengertian yang luas. Cinta kepada sesuatu misal cinta kepada Allah, cinta kepada orang tua,  cinta kepada pelajaran, cinta kepada sebuah profesi, cinta kepada cita-cita, cinta kepada masyarakat dll. Dalam proses bercinta kita selalu berusaha untuk mendapatkan cinta, untuk lebih dekat dengan cinta. Kita mencari segala cara, belajar, untuk menemukan cinta itu.  Itu  adalah sebuah proses, proses dimana kita mencari, belajar dengan sepenuh ketulusan hati, rasa keingintahuan yang sangat tinggi, rasa semangat yang membara, sabar dengan benteng yang amat kuat, dengan kaki yang selalu bergerak, mata yang selalu melihat dan membaca lebih banyak dari biasanya, dengan telinga untuk mendengar lebih lama dari biasanya. Untuk memperoleh sebuah ilmu.
Ilmu laksana buaian, ilmu laksana pagar, ilmu laksana nahkoda yang dapat menetukan arah kapal, yang menjaga kapal tetap berlayar di samudera pasifik yang amat luas. Samudera kehidupan yang perlu diselami dengan ketulusan hati. Tuhan tidak menyuruh kita untuk berhasil dengan nilai baik, namun tuhan hanya menyuruh kita untuk terus berusaha menjadi yang lebih baik dengan jalan yang baik pula  serta tawakal.



p1

Warna-Warni Pelangi

Setiap unsur-unsur warna penyusun pelangi saling berpegangan dengan erat. Mereka meramahkan diri mereka dengan jalinan kasih sayang. Warna-warna pelangi yang terlihat dari permukaan bumi tempat kita berpijak adalah sebuah gambaran kekuasaan Tuhan Yang Maha Kuasa. Ciptaan-Nya yang sangat indah menggelora di jagat raya ini.
Senyum dari warna-warni indah pelangi diibaratkan sebagai keindahan dan syukur menjalani mozaik kehidupan ini. Dalam menjalankan hidup ini kita butuh satu kalimat  sederhana yaitu bersyukur. Mensyukuri terhadap segala yang telah didesain oleh Tuhan Yang Maha Esa. Ini adalah satu bentuk pengabdian kita kepada Sang Kuasa. Karena dengan itu kita akan dapat hidup lebih tenang. Berkebalikan dengan bersyukur yaitu kufur. Kufur adalah wujud tidak syukur manusia terhadap pemberian Tuhan Yang Maha Esa. Pilih mana, kita hanya tinggal jalanin hidup ini, kita tidak perlu susah payah memdesain, semua sudah ada yang membuat.
Seindah pelangi di langit Negera Indonesia mempunyai keistimewaan tersendiri yaitu keindahan negara  yang dilalui oleh garis khatulistiwa dibanding negara-negara lain. Negara yang memiliki hutan hujan tropis dengan keanekaragaman hayati yang melimpah. Memiliki dua musim yakni, hujan dan kemarau menambah keasrian negeri ini. Sungguh indah alam ini, hujan yang diharapkan para petani untuk kesuburan tanaman –tanaman mereka. Juga mempunyai banyak manfaat selain  sebagai syarat siklus air juga menyimpan keindahan bagi insan-insan di bumi pertiwi ini. Selayaknya sebagai insan yang tinggal di bumi pertiwi ini, marilah kita sadar akan kelangsungan hidup kita. Jaga bumi pertiwi ini tetap asri. Jika memang kita berada di posisi seorang kontraktor ataupun pengusaha yang harus menebang pohon-pohon yang rindang yang menjadi paru-paru bumi pertiwi ini untuk membuka sebuah lahan pekerjaan. Jangan lupa untuk menanam pohon kembali. Ini bukti respect terhadap bumi pertiwi.
Selain menyadari dan mensyukuri keindahan alam yang telah diberikan oleh-Nya. Kita juga patut mensyukuri indahnya mozaik kehidupan yang telah didesain Tuhan yang Maha Esa kepada kita. Banyak orang yang mengeluh tentang kehidupan mereka yang terus tertimpa masalah, namun jika orang itu mampu bersyukur atas apa yang mereka dapatkan pasti akan terasa lebih tenang dan damai, karena dengan itu kita akan lebih dengan Sang Maha Kuasa.
Seorang teman yang kujumpai di bangku sekolah, dia tipe orang yang sangat peka terhadap emosi. Dia selalu mempermasalahkan setiap mozaik kehidupannya. Sehingga sering sekali dia curhat denganku. Padahal aku selalu menganggap masalah yang datang kepadaku itu hanyalah angin yang sekadar lewat dan akan segera berlalu. Namun temanku yang satu ini tidak, dengan masalah yang dia dapatkan dia semakin dekat dengan Sang Kuasa. Aku pun iri ternyata dengan menghayati setiap permasalahan yang datang dapat menjadi sebuah kenangan yang dapat dijadikan bahan pelajaran.
Wahai kawan begitu indah kalimat syukur itu. Bersyukur itu dapat membawa kita kepada hidup yang kecukupan dan tenang, lebih tenang dari orang-orang kaya yang hidup hanya mengejar kekayaan dunia.
Jika kalian menginginkan syukur yang indah, mari liburan atau berwisata ke puncak gunung, atau dataran yang lebih tinggi untuk melihat ciptaan Tuhan yang begitu menakjubkan. Kalian kan merasakam syukur yang sangat dalam.


p1

Open My Eyes

Menulis, itulah yang aku inginkan sekarang. Setelah membaca beberapa novel aku terinspirasi untuk menulis. Begitu juga travelling  seperti yang dilakukan oleh Ikal dan Arai lakon dalam novel Edensor . Liburan tiba, siapkan tenaga , matangkan visi dan misi, cari restu orang tua, peralatan tersedia, beli tiket berangkat deh ke Malang. Niatnya sih jalan-jalan ke beberapa universitas-universitas di malang. Setelah itu aku dan teman-teman  lanjutkan untuk menginap di rumah  teman ku yang kebetulan rumah orang tuanya ada di salah satu kabupaten di malang. Rumah nya jauh dari perkotaan di kaki gunung. Sekitar 15 menit dari pinggir kota dengan menaiki motor.
Hari pertama, belum ada planning apa-apa, karena kami pulang dari kota pukul 19.00 WIB. Jadi, kami langsung istirahat. Namun beda banget dengan di kota aroma dan nuansa pedesaan sangat kental banget. Di sana sekitar pukul 20.00 WIB sudah sepi. Aku berdiri di pinggir halaman menghirup udara dengan sangat dalam seperti terbang ke langit. Udara malam di sana sangat sejuk, udara segar yang tak tercemar polusi kendaraan motor, bus, truk. 
Esok paginya kami memutuskan untuk naik ke dataran yang lebih tinggi. Di situ kami bertemu dengan para petani yang bekerja di lahan-lahan mereka. Sejenak kami terpikir untuk travelling ke sebuah tempat yang sangat sejuk yang terdekat. Karena kami pun tak punya kendaraan untuk pergi kesana. 

Air terjun Coban Jahe itulah tujuan kami, namun apa daya kami tak memiliki kendaraan untuk kesana. Untungnya warga di sekitar rumah itu baik - baik semua. Alhasil kami diperbolehkan untuk meminjam motornya. Langsung kami bergegas untuk pergi ke Coban Jahe. Memang terkenal bahwa hidup di pedesaan sangat rekat sekali tali persaudaraannya, saling tolong menolong, rasa saling iba itu masih kental banget deh. 

Kami langsung bergegas pergi ke Coban Jahe. Jangan dikira perjalanan nya itu enak , jalannya aspal, kanan kiri pepohonaan. Itu salah banget , karena disinilah petualangannya. Perjalanan nya itu jauh banget berdebu , jalan terjal , jalan becek. Aku suruh turun patner ku karena aku harus ektra hati-hati dalam menyeimbangkan motor ini , beberapa kali hal ini terjadi. Sungguh perjalanan yang membuat hatiku bergemetar. Tak pernah kurasakan sebelumnya. Beberapa trek  ku lalui dengan penuh semangat. Aku percaya akan keindahan di balik ini semua. 

Perjalanan terlihat lebih dekat karena kami menemui beberapa aliran mata yang air memotong jalan kami. Semangat kami makin memuncak , pekikkan dari kami pun tak lupa kami kumandangkan. sambil bersorak-sorak ria  kami akhirnya menemukan wisata Air Terjun Coban Jahe. Tampak sepi di tempat itu, hanya ada beberapa petugas dan sebuah keluarga di tempat itu. Lalu kami berlari menuju muka air terjun. 

Kami terdiam melihat sebuah ciptaan Allah . Maha daya cinta.... sungguh asri, segar sekali , hembusan air menyambut kedatangan kami. Kami ingin lebih dekat untuk berkomunikasi. Sungguh ini adalah imbalan dari perjalanan kami yang begitu berat sebelumnya. Imbalan yang lebih dari apa yang aku bayangkan, aku menganggap tempat ini masih jarang dijamah orang. Karena jalan menuju tempat ini pun belum sebagus seperti tempat lain. Jadi perjalanan ke tempat ini masih asri banget. Memang sudah ada beberapa perbaikan untuk menunjang sarana menuju ke tempat wisata ini, namun hanya beberapa meter saja. 

Disana kami bertemu dengan seorang photographer dari National Geographic. Dari kejauhan sedang mengambil  gambar pemandangan di tempat ini. Sungguh aku sangat kagum. Sepulang dari coban jahe itu, kami disuguhi dengan permainan yang menantang dan membuat rasa ingin tahu itu. Kalian tahu apa itu? 

Permainan Flying Fox 

p1

bermimpilah, karena tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu

Hidup dan nasib, bisa tampak berantakan,misterius, fantastis, dan sporadis, namun setiap elemennya adalah subsistem keteraturan dari sebuah desain holistik yang sempurna. Menerima kehidupan berarti menerima kenyataan bahwa tak ada hal sekecil apa pun terjadi karena kebetulan. Ini fakta penciptaan yang tak terbantahkan. Diinterpretasikaan dari pemikiran Harun Yahya.
Sampai saat ini aku masih mencanangkan mimpi-mimpi itu di buku binderku. Aku masih ingin mendaki puncak tantangan, menerjang batu granit kesulitan, menggoda mara bahaya, dan memecahkan misteri dengan sains. Itulah kata-kata Andrea Hirata dalam bukunya berjudul Edensor. Ia adalah penulis favoritku setelah Ahmad Rifa’i Rif’an. Penulis yang telah menginspirasi ku untuk berani bermimpi, bermimpi yang tinggi. Untuk tidak meninggalkan kesempatan di usia muda yang masih bisa dirancang dengan berbagai imajinasi. Aku percaya dengan kata-kata “Impossible Is Nothing”. Kata itu membuat ku semakin percaya bahwa aku dapat  menggapai mimpi-mimpi itu.
Aku bertemu seorang teman lama yang sekarang dia duduk di bangku perkuliahan dengan jurusan Psikolog. Ketika ku bertemu dengannya tampak wajah merona mata berbinar-binar karena aku sangat mengharapkan pertemuan ini. Bertemu dengan seorang yang mengerti akan karakter-karakter seseorang. Dia berpesan jangan takut untuk menggapai mimpi-mimpimu. Pembatas dirimu untuk menggapai cita-citamu bukanlah mereka yang memiliki peringkat I di sekolahmu, bukan mereka yang bersekolah di sekolah favorit. Namun pembatas itu adalah dirimu sendiri, sugesti yang ada dipikiranmu yang membuat mu minder, pesimis dan akhirnya kalah.
Aku menuturkan impianku selama ini kepada sepupuku. Selama ini aku sangat mengagumi indahnya angkasa di malam hari bertaburan bintang-bintang. Dunia astronomi, rasi bintang yang sangat mencurigakan di benak ku. Ingin ku mempelajarinya, aku sangat penasaran dengan cuaca, iklim, angin, gunung meletus. Gunung meletus itu adalah sebuah fenomena yang sangat ingin ku ketahui, hal ini berawal dari kecintaan ku melihat film-film bencana alam salah satu judul itu Dante’s Peak.  Ternyata aku mendapat respon positif dari sepupu ku. Dia mendukung keinginan meskipun aku harus lintas jurusan. Aku sekarang duduk  di bangku sekolah dengan jurusan Natural Science. Dia berpendapat mengapa kita harus dipisah-pisahkan dalam menentukan ilmu yang akan kita ambil di bangku perkuliahan.  Itu sama saja membatasi ilmu yang anak-anak impikan. Namun apakah aku benar-benar siap untuk lintas jurusan.
Aku mencoba untuk mencari jurusan sesuai dengan jurusanku selama ini. Sepertinya biologi hampir mirip dengan impian ku sebelumnya. Karena sama-sama berhubungan dengan alam. Hanya saja kalau biologi itu ilmunya saat siang kalau astronomi itu malam hari. Semua itu sama saja, karena pada dasarnya aku mengagumi keindahan ciptaan-Nya. Bak aroma wangi semerbak dari bunga sedap malam, orang tua menyetujui akan permintaan  , meskipun sebelumnya mereka menolak mentah-mentah. Atas rintihan hatiku, permohonan hatiku untuk melanjutkan sekolah lebih jauh dari biasanya. Mereka akhirnya menyetujui permintaan hatiku yang mendalam. 
Mulai petualangan ku menggapai impian yang kucita-citakan. Dengan beberapa langkah. Salah satu langkah ku untuk menggapai impian itu adalah bertemu dan bercakap-cakap dengan alumni. Supaya lebih mantap pilihan ini. Menurut titah sang bunda kalau bisa kamu jadi guru, karena ibu dulu ingin jadi guru gak keturutan. Atas titah itu aku memutuskan untuk mengambil pendidikan biologi. Di mana aku belajar alam dan kesehatan , mendapat ilmu untuk mengajar anak , lengkap deh kalau ambil jurusan itu. Namun aku masih pula ingin mengambil jurusan biologi murni. Mengapa biologi murni? Karena kalau murni banyak penelitiannya survei ke mana-mana. Mempelajari biologi lebih dalam lagi. Menurut informasi yang aku dapat kalau di jurusan biologi pada semester ke-6 kalain akan memilih jurusan biologi analisis atau biologi wirausaha. Kalau aku bisa di jurusan biologi murni aku akan mengambil biologi wirausaha. Namun, tetap ingin mengambil akta-IV biar bisa jadi guru, manut titah ibu.
Ini hanyalah sebuah impian, namun meskipun hanya sebuah mimpi, tetap perlu diperjuangkan. Seperti kata Arai dalam Novel Edensor Bermimpilah, karena tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu. Kuncinya syukuri setiap apa yang terjadi, jangan pernah membedakan kelemahan mu dengan kelebihan orang lain karena itu hanya akan membuat pesimis dan menciut. Berpikir positif dan ingat apa yang aku tulis di atas Impossible Is Nothing. Jangan batasi dirimu untuk mengetahui ilmu.  Mumpung masih muda, rasa ingin tahu masih membara, semangat masih bisa dikumandangkan. Marilah berjuang kesempatan hidup ini hanya sekali. Kita  semakin dewasa , jangan memandang orang dari luarnya saja. Olah kata-kata kita tak semua orang sepaham dengan kita. Jangan menganggap kepercayaan yang kamu pegang lebih baik dari orang lain sehingga kamu mengombar janji-janji. Ingat dunia ini semakin keras. Perkuat iman!




p1

Satu dibagi nol sama dengan tak terhingga

Terik matahari pagi yang sangat cerah menyinari sampai ke sela-sela dedaunan belakang rumahku. Hari itu adalah hari dimana aku harus ujian untuk masuk ke universitas yang sangat aku banggakan. Hari-hari sebelumnya aku dan teman-teman yang mengikuti tes ujian masuk telah mempersiapkan segala sesuatu dengan matang. Mulai dari belajar, mental, batin serta restu orang tua sudah kami lalui.
Tes ujian dimulai pukul 08.30, sementara aku dan teman-teman berangkat dari rumah sekitar jam 03.00 dengan menaiki kereta api. Kami bersepakat untuk  bertemu di perempatan depan rumah Shahnaz. Ayam pun belum berkokok aku sudah bangun, ibuku membantu mempersiapkan segala sesuatu. Setelah itu aku berpamitan dan meminta do’a restu kedua orang tua. Rumahku adalah rumah terjauh dari perempatan daripada rumah teman-temanku lainnya. Aku berusaha untuk tidak takut meskipun sebenarnya aku sangat takut. Aku berjalan sangat cepat dan melihat ke kanan-kiri. Terkadang aku memandang di kejauhan melihat sesosok bayangan putih berdiri atas atap. Aku langsung mengambil batu dan melemparkan ke arah atap rumah orang untuk menepis rasa takut ku. Namun  hasil lemparanku selalu salah, alhasil menimbulkan suara yang menggangu tuan rumah sehingga mereka teriak-teriak. Mendengar hal itu aku pun tertawa dan berlari. Sekali lagi hal itu aku lakukan untuk menepis rasa takutku.
Perempatan rumah Shahnaz tepat di depan mata dengan  sergap aku berlari, setelah sampai tak ada satupun temanku yang terlihat. Lalu aku menunggu beberapa menit namun tak kunjung datang. Aku memutuskan untuk pergi ke rumah Shahnaz. Aku mengetuk pintu rumahnya. Aku mendengar suara tertawa-tawa kecil dari dalam rumahnya. Aku sangat penasaran, kemudian Shahnaz membuka pintu. Aku kaget bercampur geram karena ternyata semua temannya ada di rumah Shahnaz. Aku pun berteriak “haaahhhh... kenapa kalian disini semua, dasar kalian ... aku tunggu di perempatan ternyata semua ngrumpi disini... ayo berangkat.!” Mereka tertawa melihat aku. Mereka ternyata sengaja ngerjain aku.
Kami yang terdiri dari enam orang yaitu aku sendiri, Shahnaz, Najwa ,Taht, Felix, Helmy. Kami melanjutkan misi dengan jalan kaki ke stasiun karena memang dekat sekali dengan desa kami. Kami naik kereta api pukul 03.30. Dengan keramaian orang-orang pekerja yang mau berangkat ke pasar dengan membawa dagangan mereka tak membuat kami terganggu. Kami tertidur dengan pulas, Adzan subuh bersaut-saut. Felix membangunkan kami semua untuk pergi wudhu. Aku, Shannaz, Najwa, dan Taht mencari air di kereta api , namun tak ada satu pun air yang bersih. Lalu kami berempat memutuskan untuk membeli air botol untuk berwudhu. Kami kembali ke tempat duduk untuk sholat.
Biasanya jika sudah jam 06.30 di kereta sudah banyak pedagang asongan yang berjualan nasi, jajan, atau minum. Namun pagi itu tak ada satupun penjual makanan yang lewat, kami lapar bukan main. Helmy bertanya kepadaku “Nabila... gimana nanti kita bisa ngerjain soal kalo perut kita aja kosong ,  gimana  bisa mikir kalo gini?” Taht nyambung pula “iya ni kata opa ku kalau jam segini sih banyak penjual makanan , tapi tumben hari ni gak lewat?”. Felix menengahi permasalahan mereka , dia memberi saran untuk mencari warung setelah sampai di stasiun.
Tak lama lagi kami akan turun di stasiun baru, kami bergegas untuk segera turun. Sesampai di stasiun kami langsung mencari warung untuk menyambung hidup mereka. Ada warung dengan menu makanan nasi pecel sederhana sekali meskipun hanya dengan lauk peyek  kami sangat lahap karena sudah kehabisan lauk lainnya , warung itu memang laris. Saat mereka masih makan aku pergi ke kamar mandi. Terdengar oleh ku angkotan untuk jurusan yang kami tuju. Aku segera bergegas keluar dari kamar mandi dan kembali ke warung. Namun tak ada satupun kawan ku yang terlihat, aku pikir mereka pasti ngerjain aku lagi, namun aku tunggu-tunggu mereka tak muncul juga. Aku bertanya ke ibu yang punya warung. Ternyata mereka sudah berangkat dengan naik angkot. Aku bingung lalu mencari jalan lainnya. Kalau sudah jam segini sudah tidak ada angkotan yang lewat, mungkin lewat lagi nanti pukul 08.30. Nggak mungkin aku berangkat pada pukul itu.  Lalu aku menumpang untuk naik mobil gundul yang berisi beberapa kambing. Waduh baunya bukan main. Setelah menaiki mobil itu aku masih harus berjalan kaki menuju lorong-lorong sempit di ibukota padahal sudah 08.00.
Ketika aku  bernyanyi dengan gembira di pinggir jalan untuk menghibur hatiku , aku melihat mobil sedan berwarna merah dengan cepat melesat di depanku dan terdengar suara brukkk.. Aku melihat ternyata mobil itu menabrak kucing. Sungguh aku kesel banget karena mobil itu langsung kabur tanpa tanggung jawab. Kebetulan aku sangat suka dengan kucing apalagi berwarna putih. Tak ada satupun orang yang peduli dengan nasib kucing itu. Padahal saat kejadian itu banyak orang di sekitar jalan itu.
Dengan rasa simpati yang mendalam dan kecintaanku kepada hewan. Membuat hatiku tergerak untuk membawanya ke rumah sakit. Aku tak tahu harus dibawa kemana apa ke rumah sakit umum atau ke rumah sakit khusus hewan , tapi dimana aku pun tak tahu. Dengan kebingungan itu aku memutuskan untuk membawa ke klinik kecil di dekat universitas idaman. Aku meminta dokter  yang sudah tua itu untuk menolong nyawa kucing yang kakinya sudah hampir putus. Sang dokter menolak karena dia hanya menerima pasien manusia, aku memohon dengan sangat dan terus merayu sang dokter untuk meau membantu sang kucing. “Apa guna ilmu anda sebagai dokter kalo nolongin kucing aja gak mau” aku terus memojokkannya. Dokter tua itu mau, aku menyaksikan sendiri operasi itu berlangsung. Aku menjadi perawat dadakan. Sesaat aku lupa bahwa aku harus pergi untuk ujian masuk ke universitas idaman. Aku pamit kepada pak dokter untuk mengikuti ujian masuk itu. Kemudian aku bergegas masuk ke ruangan padahal ujian sudah dimulai sekitar 30 menit yang lalu , untungnya aku diperbolehkan masuk. Aku mengatur napas untuk menenangkan seluruh jiwa dan ragaku. Kemudian aku mulai mengerjalakan soal itu.
Seusai ujian aku keluar dari ruangan dan aku tak tahu harus kemana lalu pergi ke fakultas yang sangat aku idamkan yakni fakultas MIPA. Aku bertemu dengan mahasiswa Biologi aku bertanya banyak hal tentang itu. Semakin senang hatiku dan aku  lupa akan teman-temanku.
Aku kembali dengan menaiki bus malam kembali ke desa ku tercinta disebrang gunung tertinggi di pulau jawa. Beberapa hari berikutnya dengan harapan yang sangat besar dan tak lupa iringan doa yang selalu terucap di bibir. Aku membuka situs resmi pengumuman ujian masuk universitas. Aku melihat namaku tercantum di sana dengan embel-embel LULUS. Aku langsung sujud syukur dan menemui kedua orang tuaku.
Menurut rumus matematika "1:0= ~". Itulah yang dikatakan oleh guruku ketika menyabet juara I guru terfavorit di suatu provinsi. Beliau mendapat hadiah untuk liburan ke Negara Malaysia. Filosofi dari rumus di atas adalah satu keihlasan yang diberikan kepada sekitas maka sesuatu yang tak terhingga atau besar akan kembali kepada kita. Sebuah keikhlasan memang diperlukan dalam menghadapi setiap mozaik hidup ini meskipun itu berat.



p1

Impian Butuh Strategi

Impian atau cita-cita bukanlah khayalan semata tapi hal itu adalah sebuah pilihan hidup. PTN favorit tempat kita menimba ilmu juga harus dipertimbangkan dengan matang bukan karena hanya memilih jurusan namun biaya yang harus ditanggung orang tua tidak bisa dianggap remeh. Dalam menembus impian itu layaknya sebuah peperangan di medan tempur, seperti kisah peperangan dinasti cina.
Dalam peperangan melawan musuh dinasti cina yang dipimpin oleh  Kaisar Guan Yu itu tidak hanya mengandalkan ambisi dan kekuatan saja. Tetapi mereka memiliki senjata jitu dalam melumpuhkan musuh yaitu strategi. Para panglima dan Guan Yu berkumpul di ruang kerja  untuk membuat api. Startegi ini sangat bagus, didukung dengan pengetahuan para panglima yang sudah ahli di bidang pertempuran dan cuaca. Pertama mereka memiliki strategi untuk mengepung daerah dinasti Han li dengan api . Api terbuat dari ikan-ikan laut yang telah dimasak dan diambil minyak nya. Setelah itu minyak ditaruh di cangkang telur yang sudah kosong. Di bawah pimpinan panglima Lu Zenh para prajurit mencoba melemparkan telur-telur itu ke tebing batu yang sangat tinggi untuk melihat seberapa besar apinya.
 Strategi kedua mereka datang dari arah barat, namun panglima Shang Jun berkata bahwa saat ini angin dari arah timur sehingga jika mereka datang dari arah barat sama saja bunuh diri. Sesaat mereka terdiam dan berpikir, Panglima Zhang Liao adalah sahabat baik dari Kaisar Guan Yu menuturkan bahwa setelah melihat langit dia mendeteksi bahwa arah angin akan berubah sehingga jika menggunakan strategi demikian tidak apa-apa.
Strategi ketiga setelah nanti mereka mencapai daratan daerah Dinasti Xin dengan kaisar yang bernama Cho Jan mereka akan merayap menggunakan alat peperangan yang biasa disebut tameng.  Mereka merayap bersama-sama sampai membentuk sebuah kotak atau persegi panjang , berjalan terus sampai menuju ke kediaman Dinasti Xin.
Setelah waktu yang dirasa telah tepat mereka kemudian bernangkat untuk memulai pertempuran.
Peperangan pun berakhir sukses.
Sama seperti Ujian Nasional dan PTN favorit kita ibaratkan saja mereka itu adalah musuh kita. Jadi kita harus memiliki strategi khusus untuk menaklukkan hal itu.  Lah ini tujuan saya untuk memberikan strategi khusus itu. Pertama untuk ujian Nasional setiap hari kita tidak boleh puasa soal-soal UN. Bagilah kisi-kisi yang sudah kamu dapat. Buatlah jadwal belajar pelajaran UN. Belajarlah bab-per bab yang kamu anggap belum bisa. Jangan belajar ganti-ganti bab karena kamu tidak akan fokus memahaminya. Misal bab logaritma ya kira-kira kerjakan bab itu 30 menit- 1 jam. Jika sudah paham segera ganti ke jadwal berikutnya.
Jangan lupa berdoa dan mintalah restu orang tua.
Kedua yaitu Strategi untuk masuk PTN. Mantapkan pilihanmu, pilihan yang tidak hanya untuk senang-senang saja, namun pilihan pengetahuan yang akan menemani hidupmu atau yang kan membantumu kelak. Minta pendapat teman, guru, dan orang tua. Lalu mintalah restu orang tua, yakinkanlah orang tuamu.
Kita harus memiliki pikiran yang positif. Jangan takut dalam berperang. Berani , sabar, aktif untuk mencari informasi, pantang menyerah dalam meraih impian itu. Tawakal dan jangan lupa sedekah.  

p1

Ayah.....

Imam dalam keluarga yang selalu membimbing anak-anaknya serta istrinya menuju jalan yang lurus yakni shirothol mustaqim. Ayah adalah sosok yang begitu disegani, beliau adalah orang yang bekerja keras, membanting tulang untuk kesejahteraan keluarganya, beliau tak memandang terik panas matahari, dinginnya malam. Beda dengan kebanyakan ayah yang lain yang begitu menyetir anaknya, membimbing dengan segenap tenaga sampai sering sekali membentak.
Beliau adalah sosok ayah yang  pendiam, dia hanya sesekali menyuruh anak-anaknya, tidak segera dilakukan, dia tidak lantas marah, namun dia langsung terjun ke lapangan untuk mengerjakan sendiri. Beliau tidak mau membebani anak-anaknya, beliau terus bekerja setiap hari. Saat melihat anaknya mendapatkan rapot dengan nilai bagus pun beliau hanya tersenyum. Tersirat dari matanya ungkapan rasa bangga. Hal itu dapat dirasakan. Namun ketika anak-anaknya mendapat rapot yang jelek, beliau pun tak marah beliau hanya tersenyum. Memancarkan kekecewaan dari raut wajahnya.Saat itulah aku begitu menangis karena telah membuat ayah yang selama ini sangat aku segani harus melunturkan pancaran bahagia.
Ketika itulah aku mengejar ayah dan memeluknya dengan erat serta meminta maaf. Ayah terharu  dan berkata aku tidak menuntutmu mendapat rapot yang baik, karena itu hanyalah penilaian seseorang. Tapi aku menuntutmu untuk bermanfaat bagi orang lain dengan ilmu-ilmu mu yang kau cari selama ini. 
Nak tak usah peduli apa kata orang terhadapmu , tapi yakinlah akan prasangka baik kepada mereka. Tak usah malu dengan nilai yang kecil. Kamu tak dibesarkan dengan nilai rapot, tapi kamu dibesarkan dengan cinta kasih sayang keluarga. Sudah pergilah menuntut ilmu, kembalilah ketika kau sudah membayar apa yang ayah katakan tadi. 
Mendengar kata-kata ayahnya  dia sangat terharu dan bangga. Karena ayahnya begitu bijaksana. Ayahnya adalah sosok yang tak begitu banyak omong, namun banyak kerja. Itulah yang membuatnya bangga dan sangat sayang terhadap ayahnya.   

p1

Seputih Salju

Kabut  yang sejuk menyelimuti wilayah desa edensor yang begitu cantik. Cahaya matahari yang besinar disela-sela daun maple  menambah kelengkapan ekosistem. Seorang  gadis yang bernama Kenzie  berumur 20 tahun. Dia adalah mahasiswa dari sebuah universitas di negara London. Dia mendalami jurusan biologi murni. Dia berharap untuk menjadi seorang guru yang dapat mendidik anak-anak dengan pengetahuan yang dimilikinya , namun tak sekedar mengajar dia ingin menanamkan kepada benak muridnya untuk mencintai ciptaan Sang Maha Pencipta.

Dia melakukan aktivitas seperti biasa, berangkat ke kampus pukul 09.00 dan pulang pukul 16.00. Dia berangkat dengan sepeda.  Dia selalu menyempatkan untuk berhenti di kebun bunga di pinggir jalan untuk mengamati dan mengambil  gambar bunga itu. Dia juga tertarik di dunia photography. Beberapa kali dia menghadiri acara di club of photography. Dia sangat supel dan sederhana. Kata-katanya penuh makna.
Kenzie memiliki teman dekat sejak kecil sampai sekarang menjadi mahasiswa. Nama temannya adalah Kak Haikal dia sekarang mengambil jurusan sistem informatika. Namun Kak Haikal lebih tua tiga tahun dari Kenzie. Pertemanan mereka sudah   sangat dekat seperti kakak adik. Orang tuanya pun sudah menganggap Kak Haikal seperti anak mereka sendiri. Kak Haikal adalah sosok laki-laki pelindung bagi Kenzie. Dia begitu menyangi Kenzie seperti adiknya sendiri. Maklum Kak Haikal tak punya adik karena dia anak tunggal. Setiap minggu dia tak lupa untuk mengajak Kenzie  bermain ke taman bunga. Karena Kak Haikal tahu kalau Kenzie memang suka sekali dengan bunga. Kak Haikal tak lupa membawa kamera pocketnya. Taman bunga itu tak terlalu jauh dari rumah mereka. Jadi mereka pergi menaiki sepeda masing-masing.  Saat musim semi bunga-bunga serentak menyambut kedatangan mereka. Senyuman merekah dari bunga krisan, lili , serta banyak bunga lainnya. Kenzie begitu gembira, dia langsung berlari ke arah bunga –bunga dan menari –nari di bawah pohon. Sedangkan Kak Haikal dari kejauhan diam-diam mengambil gambar Kenzie.
Pertemanan mereka hanyalah sebatas tali persahabatan dan tali persaudaraan.  Namun sekarang hubungan mereka agak renggang karena mereka sudah sibuk dengan kuliah mereka masing-masing. Kerinduan mulai dirasakan Kenzie ketika pahlawannya sudah mulai menjauh. Diam-diam dia ternyata menyukai Kak Haikal , sesuai  dengan pedoman agama yang dia pegang dia hanyalah sebatas suka. Dia tak berani mengungkapkannya. Setiap minggu dia hanya menunggu di pinggir jendela menunggu kedatangannya. Namun sia-sia , dia tak pernah kembali. Dia beberapa kali bertanya kepada ibu Kak Haikal namun sama saja, ibunya hanya memberikan kabar kalau Kak Haikal masih sibuk karena tugasnya banyak.   
Hari demi hari dia mulai mengubur perasaannya. Dia mulai membuka lembaran barunya. Dia menyukai bidang dia geluti saat ini. Meskipun Dia sudah sangat menikmati keadaannya sekarang ini, namun dia masih teringat dengan Kakak nya itu. Dia berdo’a kepada Allah bahwa jika memang mereka ditakdirkan bersama pasti mereka akan bertemu, dan sekarang dia memohon untuk diberikan kekuatan untuk menunjukkan bahwa dia mampu untuk berprestasi. Kenzie termotivasi dari  Kak  Haikal  yang sudah menjuarai berbagai perlombaan olahraga.
Kenzie menjadi siswa yang sangat aktif bertanya. Rasa ingin tahunya besar. Sebenarnya dia hanya  ada dua jam jadwal kuliah , namun dia selalu berangkat lebih awal dan pulang sore banget. Dia sebenarnya tidak suka membaca, tapi karena rasa ingin tahunya besar menodorongnya untuk segera mencari tahu berbagi informasi. Dia juga menyukai menulis, dia bermimpi untuk menjadi penulis yang buku-bukunya nanti dapat menginspirasi orang lain untuk membuat hidup mereka lebih bermakna. Jadi sejak di bangku perkuliahan ini dia mulai berlatih menulis cerpen,  cerpen, dan  dan mulai merambah ke novel. Namun buku itu hanya untuk koleksinya saja.  Dia hanya menunjukkan beberapa karya tangannya kepada beberapa sahabatnya saja untuk dimintai komentar. Cerpen, cerpan dan novel lalu direvisi setelah mendapat komentar dari sahabat dan keluarganya.
Tak disangka salah satu temannya mengirimkan novelnya untuk mengikuti ajang lomba . Ketika Kenzie tahu dia terkejut, perasaannya bercampur-campur antara suka dan kecewa , malu karena karya itu hanyalah coretan penulis amatir. Dia lalu mengikuti ajang itu, dia merasa sangat tertantang karena peserta lomba yang lain pun tak kalah novel-novel. Saat Kenzie membaca novel milik peserta lainnya dia hanya terdiam dengan ekspresi kagum dan dia hanya bisa mengucap Subhanallah... subhanallah ... subhanallah.... Dalam pertandingan dia tak dapat juara , dia hanya pulang dengan membawa karya itu. Tak ada satupun kawan yang mengantarnya selama lomba. Novel yang dia baca tadilah pemenangnya.  Penulisnya melihat Kenzie sangat murung , lalu dia mendekat dan berkata jika kamu ingin benar-benar ingin menjadi penulis, jangan hanya berhenti sampai disini karena kesuksesan tidak diraih  dengan kebetulan atau keberuntungan tapi sukses diraih dengan kerja keras. Ingat itu masih banyak lomba lain menanti karya mu. Mendengar kata-kata penulis itu hatinya terenyuh, mengaharu pilu. Dia layaknya bidadari yang baru jatuh dan lalu ada yang menyangganya dari bawah. Dia kembali semangat dan ceria  seperti biasa.  Lalu dia pulang dan segera membuat rencana bagaimana caranya untuk menjadi penulis yang handal.
Dia meminta restu dari kedua orang tua dan sahabat-sahabatnya untuk mengikuti lomba kembali dengan karya terbarunya pula. Namun dia teringat jika ada apa-apa pasti dia meminta pertimbangan Kak Haikal namun saat ini dia tak dapat berkata-kata apa. Meskipun satu universitas dia tak pernah bertemu karena ternyata jadwal mereka berbeda dan kampus jauh . Dia tak lupa memberi pesan kepada Kak Haikal untuk menghadiri acara lomba itu. Meskipun dia tak tahu apakah pesan itu akan sampai atau tidak.
Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba. Dia sudah mempersiapkan segala sesuatu termasuk mental.  Dia siap untuk berkompetisi dengan berbagai penulis yang lain.  Masuklah sesi tanya jawab. Dia juga menjawab dengan tenang dan meyakinkan. Berjam-jam kemudian juri mengungumkan. Hatinya naik turun , kali ini keluarga beserta teman-temanya datang. Mereka memberikan semangat bersorak-sorak gembira. Dia hanya bisa memejamkan mata dan berdoa kepada Sang Maha Kuasa.
Dengan sangat lantang di sebuah aula yang begitu megah, malam itu terdengar dari mulut juri “Kenzie” dan Dia terkejut bukan kepalang. Dia hanya bisa diam dan meneteskan air mata sambil di peluk oleh kedua orang tuanya. Lalu dia maju ke panggung. Disana dia akan diberikan penghargaan oleh ketua pelaksana. Saat ketua pelaksana keluar dengan membawa penghargaan . Kenzie terkejut karena yang ada dihadapannya sebagai ketua adalah Kak Haikal. Dia tak habis pikir orang yang selama ini dia tunggu-tunggu. Yang dia kira sudah melupakannya, berdiri di hadapnanya dengan memberikan penghargaan yang begitu diidamkannya sejak dulu.  Kak Haikal hanya dapat mengucap kerja bagus, kamu telah membuktikan kepadaku bahwa kau sekarang sudah besar dan mampu untuk menggapai mimpimu. Mimpi-mimpimu dulu yang kau ukir di balik pohon besar di depan rumah. Mendengar ucapan Kak Haikal, dia seperti melayang ke langit ke tujuh dengan membawa hatinya yang begitu bercahaya.
Sebenarnya Kak Haikal selama ini sudah mengetahui kalau Kenzie pasti mengikuti lomba itu karena mereka pernah menulis cita-cita mereka di pohon besar di depan rumah Kenzie. Selain bergelut di dunia sistem informatika , dia juga menyukai sastra dan bergabung dalam perkumpulan itu. Dia sangat mempersiapkan kado terbesar kepada Kenzie kali itu.
Ternyata Kak Haikal pun mempunyai perasaan yang sama seperti  Kenzie mereka saling suka , namun mereka tak saling tahu. Mereka memilih diam karena mereka masih kuliah dan fokus terhadap bidang yang mereka geluti sekarang.  Mereka juga tahu akan pedoman hidup mereka yakni Al-qur’an.
Setelah itu mereka hanya bisa saling sapa, meskipun sudah bertemu tapi mereka semakin menjaga jarak. Mereka merasa sudah besar bukan anak kecil lagi yang dapat main bersama, mereka memiliki tanggung jawab yang besar pula.
Beberapa tahun kemudian mereka sama-sama  sudah lulus dari bangku perkuliahan.  Kak Haikal pun sudah memiliki pekerjaan yang mapan, serta Kenzie juga sudah menjadi seoran g guru. Tiba-tiba di pagi yang begitu cerah, Kak Haikal tetap dengan kesederhanaannya menaiki sepeda menuju ke rumah Kenzie. Dengan membawa bunga kesukaan kenzie yakni bungan krisan dan sebuah kotak kecil. Dia bertemu orang tua Kenzie dan memohon untuk dapat meminang Kenzie. Orang tuanya sudah tahu betul Haikal  itu sejak kecil jadi , tak perlu berpikir untuk kedua kalinya, mereka merestui. Kenzie pun tersenyum bergembira mendengar berita itu, ternyata penantiannya selama ini sangat tak disangka-sangka. Hatinya yang seputih salju itu telah mendapat tempat di hati Kak Haikal dimana putih salju itu tak akan luntur.

p1

Tangan -tangan Mungil

Ku telusuri jalanan di kota-kota besar , penuh dengan kendaraan yang egois saling berdesak-desakan ingin duluan. Jika dilihat dari lup atau kaca pembesar namapk udara nya penuh dengan polusi dan sangat tidak baik untuk kesehatan pengendara maupun pejalan kaki. Namun hal ini bukan masalah bagi anak-anak jalanan yang sedang mengais rezeki di perempatan lampu lalu lintas. Dengan wajah memelas dia meminta-minta kepada para pengendara. Seakan-akan tak tahu waktu mereka terus mengamen kesana kemari tanpa kenal lelah menantang teriknya matahari.
Mozaik kehidupan anak-anak jalanan memang tak seberuntung kita. Mereka harus ikut bekerja membanting tulang untuk mendapatkan uang. Masalah yang meliputi mereka tak hanya meliputi perekonomian keluarga saja atau bahkan mereka tak memiliki keluarga. Satu  masalah itu adalah peraturan pemerintah yang melarang pengendara untuk memberikan uang kepada anak-anak jalanan maupun pengemis.
Padahal sudah ada peraturan dari pemerintah untuk tidak memberi sumbangan kepada pengemis kalau tidak akan dikenai sanksi sosial. Tapi kalau menurutku, mengingat kita harus berbagi tanpa pandang buluh, jadi sebaiknya kita memberi saja. Satu lagi alasan, masih ingat dengan cerita Nabi Kidir, beliau adalah nabi  yang dapat berubah menjadi seorang pengemis. Oleh karena itu, nasehat dari pamanku kalau bertemu dengan pengemis jangan lupa berbagi karena mungkin saja dia Nabi Kidir. Tapi bukan karena  Nabi Kidir saja yang penting alaram hati kita masing-masing. Jadi mbak-mas kalau mau bepergian jangan lupa membawa beberapa koin uang, letakkan saku paling luar supaya mudah mengambilnya. Memang dalam hal ini mereka anak jalanan dan pengemis memang menjadi sasaran utama. Di samping kita memberi akan membantu perekonomian mereka namun, juga bisa saja membuat mereka kecanduan untuk tidak mencari pekerjaan yang lebih mapan. Ada satu kisah lagi yang perlu kita cermati, bahwa setiap hari jumat di depan Masjid besar di sebuah kota sebelum sholat jumat dimulai para pengemis mulai berdatangan dan bersiap untuk bekerja sebagai peminta-peminta yang perlu diperhatikan lagi  yakni semua anaknya ada di universitas-universitas  favorit di Indonesia. Kalian tahu apa yang mereka kerjakan mengemis juga di depan kampus.
Sungguh pemandangan problematika yang begitu rumit.
Usul saya untuk pemerintah adalah menyelamatkan semua anak-anak jalanan karena mereka adalah subjek penting dalam perkembangan  masa depan indonesia. Beri pendidikan yang tepat bagi mereka kalau perlu karantina mereka semua dan keluarkan setelah siap untuk bertempur di dunia metropolitan yang begitu keras ini. Kenapa harus di karantina, hal ini dimaksudkan agar lingkungan mereka yang awalnya ada di jalanan tidak dapat berpengaruh terhadap proses belajar. Aku yakin jika semua anak-anak indonesia sudah dibekali pendidikan karakter , pendidikan sains dan sosial serta ketrampilan mereka akan dapat membangun indonesia lebih baik. Dengan tingkah laku yang berpendidikan dan berilmu mereka dapat membawa indonesia dari statusnya negara berkembang menjadi negara maju. Karena saya yakin bahwa Sumber Daya Manusia anak indonesia tidak kalah jauh dengan ilmuwan dari luar negeri. terbukti anak indonesia penemu 4G berasal dari jawa timur, Indonesia.
Sekian opini saya semoga kalian dapat mengambil inti atau maksud dari apa yang saya tulis.

p1

Lambaian Tangan Sang Hortikulturis

Pagi hari yang begitu cerah dia sudah berada di belakang rumahku dengan bermain sepeda, bukan apa-apa karena memang rumah kami bersandingan. Tidak ada sekat antara pekarangan kami , pekarangan kami tak begitu luas hanya saja perumahan milik Pabrik Gula Cinta Manis  ini memang tak begitu besar namun cukuplah untuk keluarga bapak saya. Pekarangan belakang maupun depan tampak bersih dan rindang banyak pohon buah , mulai dari pohon jambu, pohon rambutan , pohon kelapa serta pohon cempedak tak lupa ada juga satu kolam ikan yang cukup besar dan dalam. Kebanyakan orang-orang di perumahan ini adalah orang jawa orang peratauan. Tiap rumah selalu ada pohon kelapa dan banyak juga yang memiliki kolam ikan sebagai mata pencaharian kedua setelah bekerja di pabrik. Perumahan ini sangat sederhana hanya terdiri dari dua kamar yang ukurannya cukuplah, satu ruang keluarga, satu dapur, satu kamar mandi dan satu ruang tamu. 
Menginjak bangku kelas 4 SD aku mulai berteman kembali dengan dia karena setelah lama aku menghilang. Menghilang yang pasti arahnya yakni mengikuti ibu  pulang kampung. Setelah beberapa tahun aku kembali menapakkan kaki di tanah kelahiran yang terkenal dengan makanan khasnya yakni empek-empek. Aku mulai beradaptasi dengan bahasa karena memang saat aku kembali bahasa masih medhok jawa. Namun , seminggu rasanya sudah cukup untuk belajar bahasa kampung disini. Seketika aku sudah lupa bagaimana bahasa jawa yang biasa aku gunakan. 
Tepat di depan rumahnya dia membuat sebuah tenda kecil seperti anak pramuka gitu untuk mengisi hari liburannya. Dengan tambahan kasur spon sebagai alas menambah kenyamanan orang yang ada di dalamnya. Saat itu aku masih malu-malu kucing. Ibunya berusaha untuk menyuruhku supaya mau bermain dengannya. Alhasil, aku pun mau dan mulai berbicara dengannya. Ternyata dia asyik banget sejak itulah aku mulai menjadi teman dekatnya. Hari demi hari akhiranya liburan sekolah berakhir dan kami harus kembali ke sekolah. Dia beda satu tahun di atas ku , dia anak kelas 5 SD. Sepulang sekolah aku selalu main di rumahnya . Entah mau ngapain  pokoknya aku bilang ke ibu  kalau aku mau main kerumahnya. Disana dia selalu mengajakku main playstation yang aku suka itu permainan taekwondo dan bomberman. Kadang-kadang dia juga mengajakku main kartu atau biasa kita sebut remi. Keluarga kompak banget kadang-kadang semua ikut bermain. Yang paling aku suka dari ibunya kalau mau buat jajan atau roti selalu mengajak aku Aku seneng banget sama yang berbau masak-memasak apalagi buat kue. Kalau kakaknya itu jarang di rumah karena dia tinggal di asrama sekolahnya. 
Setiap malam minggu aku selalu mempersiapkan bebek baru untuk berjalan-jalan mengelilingi perumahan  yang indah ini. Bebek baru kutunggangi dengan gagah dan percaya diri. Dia juga mempersiapkan bebek bututnya. Lantas kami tak hanya berdua, aku mengajak teman-teman ku untuk ikut konvoi malam minggu. Ternyata, mereka sangat antusias. setelah kami mendapat izin dari kedua orang tua , kami lantas bergegas travelling.  Di jalanan ternyata tak hanya kumpulan kami saja yang ikut konvoi. Banyak kumpulan lainnya yang berjalan-jalan menikmati indahnya rasi-rasi bintang yang membentuk suatu arah. Malam minggu tak hanya diisi dengan travelling tapi juga dengan nongkrong bakar kemplang. kemplang adalah krupuk khas Palembang. 
Setahun kemudian, kami berteman dengan sangat akrab. Ternyata dia ingin mengungkapakan kepadaku siapa wanita pujaan nya namun wajahnya tersipu malu. Aku tahu siapa pujaan hatinya. Sebagai teman yang baik dan perhatian aku sampaikan salam untuk sang pujaan hatinya. Namun, selalu tak ada respon dari sang pujaan. Padahal dia menunggu-nunggu berbulan-bulan sampai bertahun-tahun.
Tangannya begitu ajaib, apapun tanaman  yang dia tanam pasti hidup dan subur. Aku tak menyangkan beberapa potong tebu disulapnya menjadi tanaman tebu yang tinggi sekali. Dia juga pecinta tanaman yang hidupnya di padang pasir  yakni Kaktus. Berbagai macam kaktus dia miliki. Sepulang sekolah dia selalu bergegas ganti baju dan membawa cangkul kecilnya untuk mulai bercocok tanam. Beberapa bunga yang sudah besar dan banyak anakannya dia pisah untuk di tanam kembali. Dia juga menasehatiku untuk menanam beberapa jenis  tanaman yang ada dirumahnya. Tak lupa dia memberiku beberapa kaktus. Namun, tak tahu kenapa kalau kaktus yang ada dirumahku lama-kelamaan mati. Karena aku nggak telaten ngurusi. 
Jika ingin menanam sayur-sayuran atau biji-bijian, ibuku terkadang meminta bantuannya. Alhasil , tanaman tumbuh tinggi dan subur. Dia memang sangat menyanyangi tanaman-tanaman dan menurutku kelakdia  layak untuk menyandang sebutan hortikulturis.
Perumahan yang kami tempati saat ini sangat rindang karena banyak kebun yang berisi pohon karet dan kelapa sawit. Dia terkadang pulang kerumah dengan membawa biji karet untuk bermain. Iseng-iseng dia menanam biji itu di belakang rumah dekat kolam ikan. 
Dia beranjak remaja dia sudah kelas 6 SD dan aku kelas 5 SD. Tak ada badai tak ada hujan kutemui dia jatuh sakit. Beberapa kali dia harus opname aku belum tahu dia sakit apa. Namun , dia jadi jarang main sekarang tubuhnya mengalami perubahan wajah pucat. Aku pun juga jarang lagi ke rumahnya.
Hari kelulusan diumumkan. alhamdulillah dia lulus meskipun harus bolak-balik perum ke rumah sakit.
Masuk gerbang SMP , dia kembali menjalankan rutintas namun tetap dengan perawatan intensif. Dia pergi ke sekolah diantar dan dijemput. Setiap hari harus membawa jus buah. agar badannya sehat kembali.
Beberapa minggu masuk sekolah beberapa minggu pula di opname. SD ku dan SMP nya berhadapan terkadang aku memandangi siswa-siswi yang sedang berangkat sekolah dari jendela kelasku. Aku terkejut karena aku melihat sesosok laki-laki yang sangat mirip dengan dia potongan rambutnya, tubuh tegapnya, caranya bersepeda, sepedanya pun sama warnanya merah, namun anehnya kok pake sepeda. Dia kan selalu diantar. Aku teringat bahwa minggu ini dia opname lagi. lalu siappakah gerangan apakah dia hanya bayang-bayangku saja.
Aku semakin penasaran , aku selalu menunggunya di depan sekolah ku untuk melihat wajah aslinya. Ketika dia keluar dair gerbang kupandangi wajahnya. Ternyata dilihat dari sosok badan dan lainnya sama , namun wajahnya berbeda dan dia berkulit putih bersih. Sedangkan sahabatku yang sedang terbaring di rumah sakit itu kulitnya sawo matang sama kayak aku.
Hari raya idul fitri (lebaran) tiba dimana biasanya aku dan juga dia bersilaturahmi ke rumah tetangga-tetangga namun lebaran kali ini tidak untuknya. Ibunya melarang untuk dia keluar rumah  karena fisiknya yang sedang melemah. Dia memberontak wajahnya memerah. Dia hanya bisa bersilturahmi ke rumah samping kiri dan kanannya saja. Aku melihat wajah yang sangat kecewa dan penuh sesal karena ini adalah momen yang sangat ditunggu-tungu oleh berjuta muslim di dunia. Beberapa hari setelah lebaran pagi-pagi sekali aku dan temanku akan berjalan-jalan namun belum beranjak dari pekarangan rumah. Aku melihat mobil putih menjemput dia. Di kursi depan dia duduk untuk kembali opname dan melambaikan tangan dengan senyum yang sangat menyejukkan hati kami. Sampai sekarang aku belum tahu penyakit yang diderita selam ini. Tak lama besoknya Aku , bapak serta ibu sedang bersantai di ruang tamu. terlihat Pak RT yang sedang berjalan ke rumah kami dan mengisyaratkan dengan tangannya yang di arahkan ke lehernya. Bapakku langsung mengerti dan menerjemahkan isyarat itu. Sahabatmu sudah dijemput sang Maha Kuasa.
Speechless, hatiku langsung jatuh tak kuat menahan berita yang sangat mengaharukan itu. Di usia yang masih sangat muda dia sudah harus menyelesaikan tugas sebagai khalifahnya di bumi ini. Saat itulah aku tahu bahwa dia terkena penyakit kanker darah. Ternyata penuturan dokter penyakit sudah ada sejak almarhum masih kecil namun baru nampak setahun terakhir.
Tampak banyak tanda kebaikan pada almarhum karena ada temannya yang indigo dan dapat melihat almarhum dengan berpakaian warna putih dan terlihat damai.
Ternyata lambaian terakhir dan senyum manis darinya itu adalah sebuah hadiah terakhir yang aku dapatkan.
Terimakasih atas Lamabaian tangan sang Hortikulturis.

p1