Kabut  yang sejuk menyelimuti wilayah desa edensor yang begitu cantik. Cahaya matahari yang besinar disela-sela daun maple  menambah kelengkapan ekosistem. Seorang  gadis yang bernama Kenzie  berumur 20 tahun. Dia adalah mahasiswa dari sebuah universitas di negara London. Dia mendalami jurusan biologi murni. Dia berharap untuk menjadi seorang guru yang dapat mendidik anak-anak dengan pengetahuan yang dimilikinya , namun tak sekedar mengajar dia ingin menanamkan kepada benak muridnya untuk mencintai ciptaan Sang Maha Pencipta.

Dia melakukan aktivitas seperti biasa, berangkat ke kampus pukul 09.00 dan pulang pukul 16.00. Dia berangkat dengan sepeda.  Dia selalu menyempatkan untuk berhenti di kebun bunga di pinggir jalan untuk mengamati dan mengambil  gambar bunga itu. Dia juga tertarik di dunia photography. Beberapa kali dia menghadiri acara di club of photography. Dia sangat supel dan sederhana. Kata-katanya penuh makna.
Kenzie memiliki teman dekat sejak kecil sampai sekarang menjadi mahasiswa. Nama temannya adalah Kak Haikal dia sekarang mengambil jurusan sistem informatika. Namun Kak Haikal lebih tua tiga tahun dari Kenzie. Pertemanan mereka sudah   sangat dekat seperti kakak adik. Orang tuanya pun sudah menganggap Kak Haikal seperti anak mereka sendiri. Kak Haikal adalah sosok laki-laki pelindung bagi Kenzie. Dia begitu menyangi Kenzie seperti adiknya sendiri. Maklum Kak Haikal tak punya adik karena dia anak tunggal. Setiap minggu dia tak lupa untuk mengajak Kenzie  bermain ke taman bunga. Karena Kak Haikal tahu kalau Kenzie memang suka sekali dengan bunga. Kak Haikal tak lupa membawa kamera pocketnya. Taman bunga itu tak terlalu jauh dari rumah mereka. Jadi mereka pergi menaiki sepeda masing-masing.  Saat musim semi bunga-bunga serentak menyambut kedatangan mereka. Senyuman merekah dari bunga krisan, lili , serta banyak bunga lainnya. Kenzie begitu gembira, dia langsung berlari ke arah bunga –bunga dan menari –nari di bawah pohon. Sedangkan Kak Haikal dari kejauhan diam-diam mengambil gambar Kenzie.
Pertemanan mereka hanyalah sebatas tali persahabatan dan tali persaudaraan.  Namun sekarang hubungan mereka agak renggang karena mereka sudah sibuk dengan kuliah mereka masing-masing. Kerinduan mulai dirasakan Kenzie ketika pahlawannya sudah mulai menjauh. Diam-diam dia ternyata menyukai Kak Haikal , sesuai  dengan pedoman agama yang dia pegang dia hanyalah sebatas suka. Dia tak berani mengungkapkannya. Setiap minggu dia hanya menunggu di pinggir jendela menunggu kedatangannya. Namun sia-sia , dia tak pernah kembali. Dia beberapa kali bertanya kepada ibu Kak Haikal namun sama saja, ibunya hanya memberikan kabar kalau Kak Haikal masih sibuk karena tugasnya banyak.   
Hari demi hari dia mulai mengubur perasaannya. Dia mulai membuka lembaran barunya. Dia menyukai bidang dia geluti saat ini. Meskipun Dia sudah sangat menikmati keadaannya sekarang ini, namun dia masih teringat dengan Kakak nya itu. Dia berdo’a kepada Allah bahwa jika memang mereka ditakdirkan bersama pasti mereka akan bertemu, dan sekarang dia memohon untuk diberikan kekuatan untuk menunjukkan bahwa dia mampu untuk berprestasi. Kenzie termotivasi dari  Kak  Haikal  yang sudah menjuarai berbagai perlombaan olahraga.
Kenzie menjadi siswa yang sangat aktif bertanya. Rasa ingin tahunya besar. Sebenarnya dia hanya  ada dua jam jadwal kuliah , namun dia selalu berangkat lebih awal dan pulang sore banget. Dia sebenarnya tidak suka membaca, tapi karena rasa ingin tahunya besar menodorongnya untuk segera mencari tahu berbagi informasi. Dia juga menyukai menulis, dia bermimpi untuk menjadi penulis yang buku-bukunya nanti dapat menginspirasi orang lain untuk membuat hidup mereka lebih bermakna. Jadi sejak di bangku perkuliahan ini dia mulai berlatih menulis cerpen,  cerpen, dan  dan mulai merambah ke novel. Namun buku itu hanya untuk koleksinya saja.  Dia hanya menunjukkan beberapa karya tangannya kepada beberapa sahabatnya saja untuk dimintai komentar. Cerpen, cerpan dan novel lalu direvisi setelah mendapat komentar dari sahabat dan keluarganya.
Tak disangka salah satu temannya mengirimkan novelnya untuk mengikuti ajang lomba . Ketika Kenzie tahu dia terkejut, perasaannya bercampur-campur antara suka dan kecewa , malu karena karya itu hanyalah coretan penulis amatir. Dia lalu mengikuti ajang itu, dia merasa sangat tertantang karena peserta lomba yang lain pun tak kalah novel-novel. Saat Kenzie membaca novel milik peserta lainnya dia hanya terdiam dengan ekspresi kagum dan dia hanya bisa mengucap Subhanallah... subhanallah ... subhanallah.... Dalam pertandingan dia tak dapat juara , dia hanya pulang dengan membawa karya itu. Tak ada satupun kawan yang mengantarnya selama lomba. Novel yang dia baca tadilah pemenangnya.  Penulisnya melihat Kenzie sangat murung , lalu dia mendekat dan berkata jika kamu ingin benar-benar ingin menjadi penulis, jangan hanya berhenti sampai disini karena kesuksesan tidak diraih  dengan kebetulan atau keberuntungan tapi sukses diraih dengan kerja keras. Ingat itu masih banyak lomba lain menanti karya mu. Mendengar kata-kata penulis itu hatinya terenyuh, mengaharu pilu. Dia layaknya bidadari yang baru jatuh dan lalu ada yang menyangganya dari bawah. Dia kembali semangat dan ceria  seperti biasa.  Lalu dia pulang dan segera membuat rencana bagaimana caranya untuk menjadi penulis yang handal.
Dia meminta restu dari kedua orang tua dan sahabat-sahabatnya untuk mengikuti lomba kembali dengan karya terbarunya pula. Namun dia teringat jika ada apa-apa pasti dia meminta pertimbangan Kak Haikal namun saat ini dia tak dapat berkata-kata apa. Meskipun satu universitas dia tak pernah bertemu karena ternyata jadwal mereka berbeda dan kampus jauh . Dia tak lupa memberi pesan kepada Kak Haikal untuk menghadiri acara lomba itu. Meskipun dia tak tahu apakah pesan itu akan sampai atau tidak.
Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba. Dia sudah mempersiapkan segala sesuatu termasuk mental.  Dia siap untuk berkompetisi dengan berbagai penulis yang lain.  Masuklah sesi tanya jawab. Dia juga menjawab dengan tenang dan meyakinkan. Berjam-jam kemudian juri mengungumkan. Hatinya naik turun , kali ini keluarga beserta teman-temanya datang. Mereka memberikan semangat bersorak-sorak gembira. Dia hanya bisa memejamkan mata dan berdoa kepada Sang Maha Kuasa.
Dengan sangat lantang di sebuah aula yang begitu megah, malam itu terdengar dari mulut juri “Kenzie” dan Dia terkejut bukan kepalang. Dia hanya bisa diam dan meneteskan air mata sambil di peluk oleh kedua orang tuanya. Lalu dia maju ke panggung. Disana dia akan diberikan penghargaan oleh ketua pelaksana. Saat ketua pelaksana keluar dengan membawa penghargaan . Kenzie terkejut karena yang ada dihadapannya sebagai ketua adalah Kak Haikal. Dia tak habis pikir orang yang selama ini dia tunggu-tunggu. Yang dia kira sudah melupakannya, berdiri di hadapnanya dengan memberikan penghargaan yang begitu diidamkannya sejak dulu.  Kak Haikal hanya dapat mengucap kerja bagus, kamu telah membuktikan kepadaku bahwa kau sekarang sudah besar dan mampu untuk menggapai mimpimu. Mimpi-mimpimu dulu yang kau ukir di balik pohon besar di depan rumah. Mendengar ucapan Kak Haikal, dia seperti melayang ke langit ke tujuh dengan membawa hatinya yang begitu bercahaya.
Sebenarnya Kak Haikal selama ini sudah mengetahui kalau Kenzie pasti mengikuti lomba itu karena mereka pernah menulis cita-cita mereka di pohon besar di depan rumah Kenzie. Selain bergelut di dunia sistem informatika , dia juga menyukai sastra dan bergabung dalam perkumpulan itu. Dia sangat mempersiapkan kado terbesar kepada Kenzie kali itu.
Ternyata Kak Haikal pun mempunyai perasaan yang sama seperti  Kenzie mereka saling suka , namun mereka tak saling tahu. Mereka memilih diam karena mereka masih kuliah dan fokus terhadap bidang yang mereka geluti sekarang.  Mereka juga tahu akan pedoman hidup mereka yakni Al-qur’an.
Setelah itu mereka hanya bisa saling sapa, meskipun sudah bertemu tapi mereka semakin menjaga jarak. Mereka merasa sudah besar bukan anak kecil lagi yang dapat main bersama, mereka memiliki tanggung jawab yang besar pula.
Beberapa tahun kemudian mereka sama-sama  sudah lulus dari bangku perkuliahan.  Kak Haikal pun sudah memiliki pekerjaan yang mapan, serta Kenzie juga sudah menjadi seoran g guru. Tiba-tiba di pagi yang begitu cerah, Kak Haikal tetap dengan kesederhanaannya menaiki sepeda menuju ke rumah Kenzie. Dengan membawa bunga kesukaan kenzie yakni bungan krisan dan sebuah kotak kecil. Dia bertemu orang tua Kenzie dan memohon untuk dapat meminang Kenzie. Orang tuanya sudah tahu betul Haikal  itu sejak kecil jadi , tak perlu berpikir untuk kedua kalinya, mereka merestui. Kenzie pun tersenyum bergembira mendengar berita itu, ternyata penantiannya selama ini sangat tak disangka-sangka. Hatinya yang seputih salju itu telah mendapat tempat di hati Kak Haikal dimana putih salju itu tak akan luntur.

Leave a Reply